Menantang hutan belantara terjal di Pesisir Catlins bersama Stefan Haworth | Memotret seperti Alpha Traveller
Berbasis di Queenstown, Selandia Baru, Stefan Haworth adalah Duta Sony Global Imaging yang berspesialisasi dalam fotografi aksi, olahraga, dan perjalanan. Namun, hasratnya adalah untuk menjelajahi alam terbuka di halaman belakang rumahnya dan sekitarnya.
IG: @stefan_haworth
Catlins di bagian selatan Selandia Baru adalah titik temu antara hutan dan lautan. Ini adalah garis pantai yang liar dan menarik. Memilih peralatan yang tepat sangat penting untuk memanfaatkan destinasi alam liar ini sebaik-baiknya.
Apa saja isi ransel saya
Memotret beragam satwa liar di Catlins memerlukan kamera yang dapat menangkap nuansa perilaku dan ekspresi mereka. Saya menggunakan kamera full-frame ringkas 61MP, Alpha 7CR, yang terbaru untuk memastikan bidikan resolusi tinggi yang menakjubkan. Meski memiliki bodi yang lebih kecil dan ringkas dibandingkan kamera Alpha lainnya, kualitas gambarnya tidak menurun. Kamera ini selalu berada di sisi saya untuk mengabadikan setiap momen di Pesisir Catlins. Sistem fokus otomatisnya yang cepat dan kecepatan pemotretan beruntun 8 frame per detik menjadikannya pilihan tepat.
Jika dipasangkan dengan FE 70-200mm F2.8 GM OSS II, Alpha 7CR memberikan jangkauan dan kecepatan yang diperlukan untuk mengabadikan momen alam liar yang cepat berlalu dan tidak dapat diprediksi. Mulai dari anjing laut berbulu yang sedang bergerak hingga penguin yang muncul dari air, kombinasi lensa kamera ini memastikan kamu tidak pernah melewatkan satu bidikan pun. Berhati-hatilah agar tidak salah mengira singa laut yang sedang tidur sebagai kayu gelondongan saat kamu berjalan di sepanjang pantai. Kamu mungkin membutuhkan sepatu lari. Seperti saya!
Lensa lain yang saya gunakan dalam perjalanan adalah FE 24-70mm F2.8 GM II. Lensa ini adalah pekerja keras serbaguna yang cocok untuk berbagai situasi pengambilan gambar. Baik kamu memotret mercusuar saat matahari terbit yang dramatis dengan lensa lebar 24mm atau berfokus pada detail struktur yang rumit selama momen keemasan (golden hour) dengan 70mm, lensa ini memberikan ketajaman dan kejernihan. Bukaan F2.8 memungkinkan kamu bermain dengan kedalaman bidang (depth of field), menciptakan gambar yang menonjol dengan detail yang jelas sekaligus memburamkan latar belakang dengan indah.
Daya tarik dan sorotan yang wajib dilihat
Mercusuar Nugget Point menjadi sorotan banyak orang karena alasan yang bagus. Sungguh menakjubkan, dikelilingi oleh tebing dengan burung-burung yang bersarang dan anjing laut yang bermalas-malasan di bawahnya. Mercusuar mendominasi pemandangan panorama. Saya telah mengunjungi mercusuar ini beberapa kali. Matahari terbit di atas lautan adalah salah satu waktu favorit saya untuk memotret mercusuar. Setelah ini saya berharap dapat mengabadikan mercusuar dengan aurora di bawah langit berbintang.
Catlins adalah rumah bagi Penguin Mata Kuning — penguin paling langka di dunia. Saya menunggu berjam-jam dalam kegelapan sampai hewan kecil itu muncul saat fajar, dan ternyata muncul di balik semak. Sebaliknya, anjing laut sangat banyak. Kamu bisa menemukan mereka berjemur di bebatuan atau berguling-guling di pasir. Jika kamu cukup beruntung, bulan Oktober dan November adalah waktu yang tepat untuk melihat bayi anjing laut bermain di kolam batu. Kadang-kadang, di kejauhan, Albatros yang aneh dengan sayap raksasa sebesar 2 m terbang melintasi puncak ombak. Lingkungannya mungkin sulit dan liar, namun terdapat satwa liar di mana-mana yang dapat dibidik.
Cuaca, iklim, dan kondisi pengambilan gambar
Catlins dikenal memiliki empat musim dalam satu hari. Satu detik panas, tapi detik berikutnya hujan es, lalu hujan, lalu turun salju, lalu cerah kembali. Kamu memerlukan jas hujan bukan hanya saat hujan lebat. Jas hujan ini berguna untuk mendekati air terjun tersembunyi yang terletak di sepanjang pesisir. Menjelajahi air terjun dan hutan ajaib di Catlins memerlukan sistem kamera yang serbaguna. Alpha 7CR, dengan fitur-fiturnya yang dapat disesuaikan dan rentang dinamis yang mengesankan, sangat cocok untuk kondisi seperti itu. Baik kamu bereksperimen dengan bidikan long-exposure di Air Terjun Purakaunui yang disukai banyak orang, atau menangkap cahaya belang-belang di Taman Hutan Catlins, fleksibilitas Alpha 7CR sangat menonjol.
Di bawah kanopi, keadaan menjadi lebih gelap, dan bukaan F2.8 menjadi sangat penting untuk memotret dalam situasi minim cahaya. Kemampuan ISO kameranya luar biasa, namun bahkan di hutan, awan tebal di atas kepala dapat menyulitkan situasi pengambilan gambar jika kamu tidak memiliki tripod. Saya merekomendasikan lensa dengan bukaan F2.8 atau lebih lebar.
Karena letaknya yang terpencil dan liar, Catlins bisa jadi menantang namun sangat bermanfaat bagi para fotografer. Alpha 7CR, dipasangkan dengan lensa FE 24-70mm F2.8 GM II dan FE 70-200mm F2.8 GM OSS II, merupakan pengaturan yang menurut saya sempurna untuk bepergian di sepanjang pesisir Catlins karena ideal untuk mengabadikan keindahan, keajaiban, dan sihir destinasi yang luar biasa ini.
Mulailah petualanganmu seperti Alpha Traveller
Pelayaran termegah dimulai dengan seperangkat perlengkapan andal yang dapat mengimbangi kecepatan perjalanan dan kebutuhan fotografimu. Selain peralatan, penting bagi kita untuk bisa beradaptasi, berjiwa petualang, dan selalu siap mengabadikan keajaiban dunia.
Baca lebih lanjut tentang perjalanan Stefan keliling Selandia Baru.
Menjelajahi Gunung Cook yang Megah bersama Stefan Haworth | Membidik seperti Alpha Traveller
