Potret dengan Gift Lee Bagian 3: Menyampaikan Kisah Manusia Melalui Potret
Dari gambar sedih hitam putih ke foto dengan konsep yang nyata dan kreatif, kisah yang disampaikan melalui fotografi potret sangat tergantung pada gaya sang fotografer. Tujuannya adalah untuk menyampaikan kisah emosi manusia secara visual, tetapi bagaimana fotografer mencapai hal ini? Fotografer potret dan pembuat konten Gift Lee berbagi dengan kita rahasia dia dalam menciptakan potret yang sangat memukau secara visual.
Ketertarikan Gift terhadap genre ini berasal dari pengalamannya membuat foto candid teman-temannya saat mereka bepergian semasa kuliah. Meskipun berawal dari mengumpulkan kenangan, Gift memutuskan untuk membuatnya sebagai suatu profesi karena kecintaanya terhadap fotografi.
“Fotografi potret memiliki daya tarik tersendiri. Orang suka melihat orang lain. Hal lain yang saya temui sangat memukau adalah bahwa, dalam banyak kasus, Anda hampir dapat mengetahui jenis hubungan yang dimiliki sang fotografer dengan subjek fotonya hanya dengan melihat foto tersebut,” ujar Gift. “Anda benar-benar menunjukkan ke seseorang bagaimana Anda melihat mereka, dan jika Anda sangat bagus dalam melakukan hal ini, Anda akan dapat menangkap esensi yang indah dari orang tersebut dan menunjukkan betapa istimewanya orang tersebut. Ini sangat istimewa.”
Terlibat dalam Komunitas Fotografer
Untuk meningkatkan keahliannya, Gift bergabung dalam suatu komunitas fotografer yang memiliki berbagai gaya dan pendekatan terhadap fotografi. Komunitas tersebut saling berbagi ide dan inspirasi dari hasil pekerjaan mereka. Praktik yang umum adalah bekerja sama dan membuat naratif atau konsep untuk dikerjakan kapan pun mereka terinspirasi oleh karya seni lain—apakah itu merupakan suatu foto, film, atau tempat yang indah.
Satu konsep yang baru-baru ini mereka jalankan adalah ‘Ghost of the Past,’ (Hantu dari Masa Lalu) yang mengisahkan tentang kekasih yang pergi. Setiap anggota memiliki interpretasinya masing-masing atas konsep tersebut. Gift, secara khusus, menggunakan teknik long exposure untuk menciptakan efek seperti hantu di lokasi yang suram, memancarkan kenangan dan melankoli, yang sesuai dengan tema.
“Selalu menyenangkan dan membuka wawasan ketika melihat bagaimana fotografer lain bekerja dalam proyek yang sama,” ujar Gift.
Memformulasikan Komposisi: Ikuti Insting Anda
Dalam setiap pemotretan, Gift mempertimbangan komposisi keseluruhan dengan cermat. Ia biasanya memperhatikan elemen visual seperti ruang yang negatif, warna, garis, dan bentuk terlihat yang dapat mendukung atau menghancurkan komposisi. “Jika salah satu elemen tersebut sepertinya tidak pada tempatnya, terlalu mengganggu atau terlalu banyak, merupakan ide yang bagus untuk mencoba menyesuaikan komposisinya,” ujarnya.
Tentu saja, komposisi harus mendukung modelnya. Sebagai aturan umum, ia menghindari elemen apa pun yang tampak terlalu mencolok dari kepala subjek, seperti tiang atau apa pun yang bersifat vertikal, menghindari mengambil foto pada horizon yang miring, dan menghindari memotong anggota badan model dari bingkai.
Satu hal yang terus ia lakukan adalah mencari fotografer yang dikagumi, mengamati hasil karya mereka dan belajar dari hasil karya tersebut. Secara pribadi, ia terinspirasi oleh fotografer ternama Annie Leibovitz dan Todd Hildo, yang hasil karyanya terinspirasi oleh pelukis klasik.
“Saya rasa aman untuk mengikuti insting dan belajar dari hal tersebut. Melihat karya seni lain seperti lukisan, film atau desain grafis juga dapat membantu. Beberapa fotografer, misalnya seperti Annie Leibovitz, jelas-jelas terpengaruh oleh lukisan klasik. Todd Hido, yang pekerjaanya mengingatkan saya akan Edward Hopper, pelukis realis, dan J.M.W. Turner, pelukis romantis, adalah artis-artis yang saya kagumi. Saya juga seorang pecinta film, jadi secara intuitif dalam foto-foto saya cenderung menggunakan komposisi seperti film,” tambahnya.
Sementara itu, dalam hal potret candid, ia yakin bahwa ketidaksempurnaan memberikan kedalaman lebih terhadap suatu foto dan karakter yang ditampilkannya. Mengikuti pendekatan fotografer Hollywood, Greg Williams, Gift menggunakan salah satu dari dua jenis fotografi dalam pemotretan: menjadi peserta atau menjadi pengamat.
Kedua pendekatan tersebut menghasilkan dua jenis potret yang sangat berbeda. Untuk menjadi seorang peserta dalam suatu pemotretan, Anda perlu terlibat dengan model Anda dan memandu mereka selama pemotretan. Hal ini menciptakan energi yang unik di antara Anda dan model, yang juga akan terkomunikasikan ke dalam gambar. Di sisi lain, sebagai seorang pengamat, Anda perlu memberikan kebebasan bagi model Anda untuk berinteraksi dengan lensa Anda. Ini biasanya digunakan untuk foto candid. Meskipun ada perbedaan dalam hal energi, kedua pendekatan ini mencipatkan foto yang luar biasa. Jika Anda tidak yakin mengenai pendekatan mana yang ingin Anda gunakan, ingatlah bahwa Anda dapat selalu berhasil menggunakan kedua pendekatan tersebut dengan latihan.
“Sering kali, saya tidak peduli apakah foto tersebut buram jika foto itu dapat menangkap momen yang bagus,” ujarnya.
Kuncinya adalah Komunikasi yang Lancar dengan Model Anda
Di setiap pengambilan foto potret, hubungan yang baik di antara fotografer dan model sangat penting untuk hasilnya. Bekerja dengan model berarti memberikan banyak dorongan untuk membuat mereka merasa lebih nyaman di depan kamera, ujar Gift. Meskipun ia bekerja dengan model profesional, terkadang ia juga perlu memberikan arahan karena mereka tidak dapat melihat sendiri diri mereka di depan kamera. Demi sang model, ia juga menannyakan sisi wajah favorit sang model agar pemotretan berhasil bagi kedua belah pihak.
“Saya mencoba sebisa mungkin untuk terus berbicara dan memberikan banyak dukungan yang positif. Ini bukanlah kelebihan saya, dan terkadang saya perlu teman saya untuk membantu dalam hal tersebut, dan ini selalu manjur,” katanya. Terkadang, ia bahkan meminta sang model untuk menggerakkan tubuhnya, seperti berjalan bolak-balik, sementara ia menggunakan mode pemotretan hi-continuous. Ini menciptakan efek menarik dan dapat menghasilkan gambar yang terlihat alami.
Sementara itu, salah satu tantangan utama dalam pemotretan adalah model yang tidak berpengalaman difoto. Karena mereka akan cenderung tegang dan kikuk, Gift menyarankan mereka untuk membawa orang yang dapat membuat mereka merasa nyaman sehingga mereka bisa tenang saat pemotretan.
“Jika mereka tidak bisa membawa seseorang, saya selalu membawa teman yang terkenal sangat ramah dan mudah bergaul, yang bisa membuat orang lain merasa nyaman. Hal ini berhasil setiap kalinya,” ungkap Gift.
Ingatlah bahwa di fotografi potret, tidak ada satu cara untuk menangkap subjek Anda. Meskipun tidak ada formula untuk mengembangkan gaya potret yang Anda inginkan, kami berharap wawasan Gift dapat membantu Anda meningkatkan kreativitas Anda dan mulai membuat konsep untuk pemotretan Anda berikutnya!
“Yang terbaik adalah membuat pemotretan Anda menyenangkan dan nyaman, baik bagi Anda maupun model Anda. Ingatlah untuk bersenang-senang karena seberapa bagusnya Anda sebagai seorang fotogarfer, perasaan tersebut akan tampak pada foto Anda,” saran Gift.