ULASAN

Ulasan Alpha 7C

by Mark Galer

Article Categories

Body Category
Lens Category

Alpha 7C mewarisi fitur terbaik dari berbagai kamera mirrorless full-frame Alpha 7 terlaris lainnya di jajaran Sony. Akan tetapi, Alpha 7C merupakan konsep baru bagi Sony dan tujuannya adalah untuk membuat sistem kamera yang jauh lebih ringkas yang memadukan keringanan dengan desain portabel kecil, tetapi juga memiliki semua kualitas gambar super yang bisa didapatkan saat kreator menggunakan sensor full-frame. 

Ini adalah konsep 'tanpa kompromi' bagi kreator konten yang selalu melakukan perjalanan, yang lebih suka bekerja dengan tas selempang kecil daripada tas punggung besar, tanpa mengorbankan kualitas gambar yang diidamkan oleh kreator profesional dan amatir. 

Video Name
Sony | Mark Galer | Alpha 7C Review

Lihat ulasan saya untuk Sony Alpha 7C Full-Frame Mirrorless Compact Camera.  
 

Isi
 

0:00 - Pengenalan Alpha 7C
16:31 - Cara Menyiapkan Kit Ringan dengan Alpha 7C
24:06 - Lensa yang Disarankan untuk Alpha 7C
55:30 - Alur Kerja dan Setelan yang Disarankan

Konsep Alpha 7C akan diterima oleh kreator yang ingin memangkas ukuran kamera full-frame besar atau melengkapi sistem yang sudah ada dengan yang lebih portabel. Konsep ini juga menarik bagi kreator yang bekerja dengan kamera crop-sensor yang ingin mendapatkan kualitas gambar super yang dihasilkan sensor full-frame. 

Sensor lebih besar dikenal dapat memberikan rentang dinamis yang lebih baik, performa ISO tinggi, dan pemisahan figur/latar yang unggul (kemampuan menjadikan latar belakang blur halus atau 'bokeh'). Perubahan ukuran sensor dari APS-C atau Micro Four Thirds bukanlah perubahan kecil. Ini adalah perubahan besar. Sensor full-frame memiliki 2,5 kali area permukaan sensor APS-C sensor dan 4 kali area permukaan sensor Micro Four Thirds.

Banyak kreator yang percaya bahwa meningkatkan ukuran sensor di kamera biasanya akan membuat kamera jadi lebih besar, tetapi Sony menentang tren ini pada tahun 2013 saat meluncurkan kamera E-Mount Alpha 7 mirorless full-frame yang inovatif. Ukuran dan berat model Alpha 7 selanjutnya mulai meningkat seiring dengan bertambahnya fitur, seperti, Stabilisasi Gambar Dalam Bodi (IBIS) dan penggunaan baterai yang lebih besar dan tahan lama. 

Meski ukurannya makin besar, kamera Alpha 7 masih tampak kecil dibanding kamera DSLR lain dengan spesifikasi setara. Alpha 7C secara ajaib telah mengurangi ukuran dan berat ekstra tanpa kehilangan fitur penting. Kamera Alpha 7C memang lebih kecil dan ringan dibanding kamera APS-C Micro Four Thirds dari produsen pesaing. Beratnya hanya 6 gram lebih berat dari kamera Sony Alpha 6600 APS-C.  

Alpha 7C mendapatkan peningkatan yang dihadirkan di kamera premium Sony Alpha 7R, 7S, dan Alpha 9 termasuk Pelacakan Real-time AF, Touch Tracking, Eye AF saat merekam film 4K, monitor LCD Vari-angle, rekaman Audio Digital (pertama hadir di kamera Alpha 7R IV dan Alpha 7S III), serta kemampuan stabilisasi film bebas getaran menggunakan data giro dari sensor, gimbal virtual jadi mungkin dalam pasca-produksi menggunakan perangkat lunak Catalyst gratis Sony. 

Kamera ini menangkap hingga 10 bingkai per detik dan buffernya yang tinggi memastikan Anda dapat mengambil gambar Raw selama lebih dari 11 detik sebelum kamera mulai melambat. Kemampuan auto fokus kamera ini luar biasa dan jarang, bahkan tidak pernah, lepas dari subjek. Sekarang kita bahkan bisa memadukan Eye AF untuk Hewan dengan Pelacakan AF, sehingga kamera akan selalu dapat menangkap setiap gerakan anjing Anda dengan detail super tajam.

Salah satu tantangan bagi kreator yang membangun sistem mirrorless full-frame, yang dapat memanfaatkan ukuran dan berat kamera Alpha 7C yang minim, adalah memilih lensa dengan bijak. Hal ini karena beberapa lensa yang dirancang untuk kamera full-frame bisa jadi lebih besar dan berat daripada lensa setara yang dirancang untuk kamera dengan cropped sensor. Akan tetapi, Sony tidak hanya berfokus pada pemangkasan berat dan ukuran kamera. 

Sony juga berfokus pada lensa zoom standar FE 28-60 mm F4-5.6 (kadang disebut sebagai 'lensa kit'). Sony telah membuat lensa zoom standar full-frame paling kecil dan ringan di dunia untuk melengkapi pemangkasan berat kamera Alpha 7C. Lensa baru ini lebih dari 40% lebih kecil dan ringan dibanding lensa kit orisinal Sony yang dirancang untuk kamera mirrorless Alpha 7 pada tahun 2013. Berat lensa baru ini hanya 167 gram dan desain yang cemerlang dapat ditarik saat tidak digunakan, memastikan lensa ini tidak makan tempat di tas kamera Anda – bahkan saat terpasang pada kamera. 

Beberapa kreator mungkin tidak suka menggunakan lensa kit karena berhemat seringkali menghasilkan kualitas lebih rendah dibanding lensa zoom atau lensa tetap premium. Namun, Sony telah menciptakan keajaiban saat mendesain lensa zoom standar baru ini dan membuat lensa yang dapat memberikan ketajaman luar biasa ke setiap sudut, bahkan saat menangkap gambar dengan apertur lebar. Lensa ini menawarkan auto fokus (berkat motor fokus linear) dan ketahanan cuaca. Semuanya jadi mungkin – mitra sempurna untuk kamera Alpha 7C. 

Kreator yang ingin mengembangkan kemampuan kreatifnya lebih dari lensa kit kecil dapat memilih beberapa apertur lebar lensa tetap F1.8 dari jajaran lensa FE Sony. 

Pilihan pribadi saya adalah menambahkan FE 20 mm F1.8 G dan FE 85 mm F1.8 (berat masing-masing kurang dari 400 gram). FE 20 mm F1.8 G menyediakan tampilan panorama sudut ultra lebar, performa low-light luar biasa untuk ambien rendah dan fotografi malam bagi kreator pengguna Alpha 7C, serta bahkan memungkinkan kreator membidik lubang hitam Astro (menuju tak terbatas dan melampauinya). 

Alpha 7C | FE 85mm F1.8 | 1/250 sec | F1.8 | ISO 400
Alpha 7C | FE 85mm F1.8 | 1/250 sec | F1.8 | ISO 100

Meski menyediakan lensa potret apertur lebar klasik yang ringan dan portabel bagi kreator, FE 85 mm F1.8 juga menyajikan ketajaman hebat saat terbuka lebar, bokeh yang indah, apertur lebar yang halus, bilah apertur melengkung, dan panjang fokus telefoto pendek. Kedua lensa tetap ini dapat fokus dengan cepat sehingga seluruh perlengkapan berfungsi baik dalam fotografi aksi cepat. 

Bagi kreator yang ingin beralih dari panjang fokus zoom standar ke lensa dengan apertur yang lebih lebar, rekomendasi pribadi saya adalah lensa tetap Sony FE 35 mm F1.8 dan FE 55 mm F1.8 ZA yang sangat tajam (berat masing-masing tidak lebih dari 300 gram). Bagi kreator yang menginginkan kombinasi sudut pandang lebar dan kedalaman bidang super dangkal, saya merekomendasikan lensa G Master Sony yang paling ringan, FE 24 mm F1.4 G Master. Semua lensa tetap tersebut sangat tajam ketika digunakan dengan bukaan lebar dan menyediakan kombinasi kamera/lensa yang ringan dan kecil di tangan Anda. Bentuknya begitu kecil sehingga saya menggunakan tali pergelangan tangan alih-alih tali leher atau tali bahu untuk membawa kamera.

Vlogger juga sangat disarankan untuk melihat aksesori Bluetooth Sony, termasuk Mikrofon Shotgun Digital ECM-B1M, sistem mikrofon nirkabel Bluetooth ECM-W1M dan Pegangan Bluetooth GP-VPT2BT. Aksesori yang ringan ini memanfaatkan dudukan Multi-antarmuka Sony dan kemampuan komunikasi Bluetooth sehingga Vlogger tak perlu lagi repot dengan kabel plug-in sekaligus memaksimalkan kualitas perekaman audio.

Untuk kreator yang berminat terhadap Makro, saya merekomendasikan untuk beralih dari FE 55 mm F1.8 ZA ke FE 50 mm F2.8 Makro yang kecil dan ringan (236 g) atau gunakan tabung Ekstensi Makro AF Macro Extension untuk lensa tetap F1.8 yang sudah ada. FE 135 mm F1.8 G Master juga menawarkan jarak fokus sangat dekat dipadukan dengan jangkauan telefoto. Ini mungkin tidak cukup untuk menjadi opsi Makro yang sebenarnya, tetapi flora dan fauna kecil seringkali dapat masuk ke bingkai dengan kombinasi ini.

Untuk kreator yang ingin memadukan lensa klasik favorit dari beberapa tahun lalu dengan teknologi canggih bodi kamera full-frame Sony, kabar baiknya adalah, hampir semua desain lensa yang ada cocok dengan kamera Alpha 7C. 

Lensa Sony A-Mount dan Minolta lama dapat dipakai menggunakan adaptor pintar LA-EA5 Sony dan bagi yang cukup beruntung memiliki lensa rangefinder antik (atau yang serupa) dapat menggunakannya dengan adaptor AF yang terbilang pintar. Dengan cara ini, lensa fokus manual tanpa stabilisasi gambar dapat menjadi lensa auto fokus (meski sedikit lebih lambat dibanding lensa E-Mount), yang juga distabilkan dengan Stabilisasi Gambar Dalam Bodi (IBIS atau SteadyShot™ Inside) Sony. Lensa lama Anda bisa kembali beraksi.

Alpha 7C | FE 135mm F1.8 | 1/2000 sec | F2.8 | ISO 200

Jika kreator Alpha 7C menghindari zoom telefoto F2.8 dan superzoom (28-200 mm, 24-240 mm atau 70-300 mm), maka seluruh perlengkapan (termasuk baterai cadangan, filter, tripod), dapat berbobot sekitar 3 KG termasuk tas kamera. Jika kreator ingin jangkauan lebih dari yang dihasilkan FE 85 mm F1.8, tetapi juga ingin perlengkapan yang ringan, saya sarankan kreator mempertimbangkan lensa tetap 135 mm atau F4 70-200 mm, seperti FE 70-200 mm F4 G OSS.

Alpha 7C | FE 20mm F1.8 | 1/10 sec | F11 | ISO 100

Beberapa tahun ini, saya sedikit terobsesi dengan membuat kit kamera dengan bobot ringan terbaik, demi kemudahan saat bepergian. Kamera yang sangat kecil sehingga dapat diselipkan di bawah kursi pesawat di depan saya dan dapat dibawa ke mana pun tanpa repot. Seluruh perlengkapan juga dapat dimasukkan dalam brankas kecil yang biasanya ada di kamar hotel atau diletakkan di pangkuan saat bepergian dengan bus atau kereta. 

Beberapa item non-Sony yang membantu mengurangi berat bawaan saat bepergian adalah penggunaan tablet atau ponsel, alih-alih laptop, untuk pengeditan dan pengarsipan, serta tripod meja ringan yang kecil, alih-alih tripod besar lebih dari 2 KG yang biasanya dibawa oleh kreator. 

Penggunaan tripod meja jadi mungkin berkat sensor yang sangat stabil, atau SteadyShot™, yang memungkinkan saya memotret matahari terbit atau terbenam tanpa tripod pada apertur F11 dengan ISO rendah. Untuk pemandangan dengan pencahayaan lambat, saya suka sudut pandang yang sangat rendah dan monitor LCD Vari-angle membuat semuanya jadi mungkin, mulai dari pemandangan laut hingga Astro, tanpa saya harus berbaring di tanah untuk melihat gambar yang saya bidik.

Produk lain yang diumumkan pada hari yang sama saat peluncuran Alpha 7C adalah flash Radio (HVL-F28RM baru Sony) yang lebih kecil dan ringan (219 g), tetapi tak kalah canggih. 

Fotografer yang ingin menggunakan fill-flash dalam cahaya tengah hari yang keras, atau saat subjek disinari dari belakang, HVL-F28RM menawarkan semua yang diperlukan fotografer lokasi. Untuk tugas editorial reportase/naratif, saya dapat menambahkan lampu pengisi dalam pasca-produksi. Saya tinggal menyeret filter radial di Adobe Lightroom dengan pencahayaan stop +1,00 untuk mencerahkan subjek yang disinari dari belakang.

Detail bayangan dari sensor full-frame Sony dengan backlit sangat luar biasa, sehingga memulihkan bayangan berlebih pada tiang tidak menurunkan kualitas gambar. Tentu saja ini adalah salah satu keuntungan utama bekerja dengan sistem kamera full-frame Sony. Rentang dinamis sensor backlit full-frame sangatlah luas, dan performa ISO tinggi sangatlah bagus, sehingga kualitas gambar terjamin bahkan saat ditampilkan di monitor 4K terlebar, atau cetakan ukuran pameran.

Jika baru beralih ke kamera mirrorless Sony, Anda mungkin ingin membaca eBook 440 halaman yang saya siapkan. Buku ini akan membantu Anda menyiapkan kamera Alpha 7C dan menerapkan alur kerja yang sederhana, yang akan membuat Anda tak akan melewatkan satu gambar pun. Buku ini didukung oleh lebih dari 40 video tutorial lengkap yang juga tersedia di saluran YouTube Alpha Creative Skills saya. https://www.youtube.com/c/AlphaCreativeSkills 

Untuk mengunduh eBook Sony Alpha 7C, kunjungi:
www.markgaler.com/product/a7c-ebook-free-to-download

Penafian: Pendapat yang disampaikan dalam tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis. Pendapat tersebut tidak mencerminkan pendapat atau pandangan Sony Asia Pacific.

 

Article Theme

Kami ingin meminta akses ke Geolokasi Anda untuk memberi Anda pengalaman yang disesuaikan. Perlu diketahui bahwa Anda dapat menarik persetujuan Anda kapan saja melalui pengaturan browser Anda.