TIPS PROFESIONAL

Melihat Melalui Jendela Bidik SangHybrid Content Creator

Fotografer hybrid, Edo Lo, berpengalaman dalam dunia fotografi dan videografi. Dengan luasnya pengetahuan dan pengalamannya mengoperasikan kamera, ia ahli dalam menangkap keindahan pada hal-hal biasa, keaslian momen keluarga, dan keindahan jalanan. Pada artikel ini, ia membagikan petunjuk dan apa yang paling penting saat mengabadikan momen tepat pada waktunya. Dengan tidak mengunggulkan satu dari yang lain, Edo menemukan kehebatan dari kedua cara kreatiftersebut  daningin melihat masa depan hybrid shooting berkembang.

Article Categories

Body Category
Fotografer Hybrid Edo Lo

Ceritakan bagaimana Anda pertama kali terlibat dalam pengambilan gambar secara Hybrid. Apakah Anda berlatih fotografi dan videografi secara bersamaan?

Pada usia 15 tahun di tahun 90-an, tanpa pengetahuan tentang sinematografi, saya membeli kamera saku dan camcorder untuk mendokumentasikan kehidupan pribadi saya; dari aktivitas sehari-hari hingga snowboarding. Kemudian pada tahun 2010, saya memulai perjalanan fotografi dan sinematografi saya karena brand fesyen saya sendiri. Pekerjaan tersebut membutuhkan banyak produk dan jepretan gambar, serta pembuatan video komersial untuk brand. Itulah awal mulanya.

Alpha 7 IV | FE 20mm F1.8 G |1/640 sec | F2.8 | ISO 125

Saat pertama kali memulai pengambilan gambar secara hybrid untuk brand fesyen Anda, bagaimana Anda belajar mengintegrasikan fotografi dan videografi?

Sebagai sebuah merek pakaian, pengambilan foto produk dan pemotretan model (lookbooks) adalah bagian penting. Namun, hal ini tidak populer bagi brand fesyen yang lebih kecil.

Tahun 2010 adalah masa ketika kamera berinovasi dalam pembuatan film. Selain foto, saya membuat film pendek untuk memberi brand saya keunggulan dalam hal pemasaran. Saat orang-orang mulai tertarik untuk merekam video, tidak semua orang memahami cara membuat film atau video. Hal itu berarti konsumen akan menganggapnya segar dan menarik, sehingga meningkatkan keakraban merek kami atau brand familiarity.

Saya selalu tertarik untuk membuat gambar, baik video atau foto, dan pada saat itu, saya menerima tanggapan serta umpan balik yang baik setelah membuat beberapa film. Saya memproduksi 3 hingga 4 film setiap musim/koleksi, dan film-film itu langsung  menarik perhatian biro iklan. Secara bertahap, saya memulai karir dalam pengambilan gambar sebagai sebuah profesi. Begitulah cara saya berkelana ke bidang fotografi hybrid.

Dibidik dengan Alpha 7 IV

Seberapa sering Anda mendokumentasikan hidup Anda? Di mana lokasi pengambilan gambar yang biasa Anda gunakan untuk foto atau video?

Saya merekam video setiap hari terlepas dari panjang durasinya. Entah ketika ada ide yang datang tiba-tiba atau hanya sekedar merasakan lingkungan sekeliling saya, saya akan mendokumentasikannya dalam sebuah video atau serangkaian foto. Berbeda dari pekerjaan saya sebagai direktur komersial, konten saya sekarang sebagian besar adalah dokumentasi perjalanan dan vlog. Saya bahkan baru-baru ini masuk ke fotografi jalanan.

Saya suka memotret ke mana pun saya pergi. Setiap kali saya memiliki waktu luang beberapa jam, saya akan turun ke jalan untuk memotret atau bahkan merekam video bergaya vlog di rumah atau di sekitar lingkungan. Di lain waktu, saya membuat rencana dengan teman-teman dan akan merekam aktivitas kami. Kamera saya mengikuti ke mana pun saya pergi.

Sejak kelahiran anak saya, Dola, saya tidak menetapkan lokasi tertentu tetapi pada apa yang terjadi setiap hari.

Dibidik dengan Alpha 7 IV

Sebagai fotografer hybrid yang memiliki banyak pengalaman dalam fotografi. Perlengkapan apa yang biasanya Anda bawa selama pemotretan?

Saya berusaha membawa alat sesedikit mungkin untuk pemotretan keluarga saya. Biasanya saya membawa kamera, satu lensa yang menyempurnakan lokasi pemotretan, dudukan tripod ringan, filter difusi, filter ND, dan mikrofon. Dengan pengaturan minimal ini, saya bahkan tidak memerlukan tas kamera, dan saya dapat membawa semuanya di tangan saya. Untuk pilihan lensa, saya biasanya mempertimbangkan panjang fokus yang paling cocok, disesuaikan dengan tempat yang akan saya tuju dan situasinya.

Jika saya berencana untuk memotret di pantai, yang berarti ada peningkatan aktivitas, saya akan memilih lensa Sony FE 35mm F1.4 GM atau Sonnar T* FE 55mm F1.8 ZA. Untuk di dalam ruangan, saya biasanya menggunakan lensa panjang fokus dengan sudut lebar, seperti Sony FE 20mm F1.8 G atau Sony FE 24mm F1.4 GM, sehingga saya dapat menangkap gambar lebih banyak di ruangan yang lebih sempit. Untuk aksesori, saya suka menggunakan mikrofon Sony ECM-B1M dan pegangan kamera Sony GP-VBT2BT.

Sementara itu, untuk pengalaman perjalanan pribadi, di mana saya cenderung mengambil lebih banyak foto, saya akan pergi dengan tas kamera besar karena saya akan membawa lebih banyak lensa. Tiga lensa tambahan tersebut adalah Sony FE 70- 200mm F2.8 GM OSS, Sony FE 24-105mm F4 G OSS Lens, ditambah lensa prime yang sesuai. Lensa prime adalah lensa favorit saya. Saya menggunakan Sony FE 20mm F1.8 G dan FE 24mm F2.8 G. Untuk lensa zoom, lensa FE 24-105mm F4 G OSS dan FE 70-200mm F2.8 GM OSS memberikan kualitas gambar yang nyaman dilihat. FE 24-105mm F4 G OSS tetap menjadi favorit pribadi saya.

Searah jarum jam, dari kiri atas: Alpha 7 IV, FE 20mm F1.8 G, GP-VBT2BT shooting grip, ECM-B1M microphone

Bagaimana Anda mengatur pengaturan kamera saat syuting?

Untuk foto, saya biasanya memotret dalam mode manual (M) tetapi terkadang beralih ke mode aperture (A) karena fotografi keluarga cenderung memiliki banyak momen yang tiba-tiba dan spontan. Mode aperture membantu dalam menentukan eksposur, sehingga memungkinkan saya untuk lebih fokus dalam menangkap cerita. Jika subjeknya anak-anak, saya akan menggunakan mode pemotretan bersambungan karena ini adalah teknik terbaik untuk momen cepat.

Saya biasanya merekam video saya dengan pengaturan kamera berikut:

1. Profil Warna: Saya suka memotret menggunakan S-Log-3, 10-bit depth, dan colour sampling 4:2:2. Pilihan-pilihan ini membuat proses pewarnaan menjadi pengalaman yang nyaman, atau saya berani mengatakan ini menyenangkan! Kadang-kadang, saya akan menggunakan S-cinetone karena memberikan rona warna kulit terbaik dan corak warna yang bagus hanya dengan sedikit penyesuaian.

2. Resolusi Video/Frame Rate: Resolusi 4K dengan kecepatan 24fpsakansempurna bila dilakukan menggunakan oversampling 7K Sony Alpha 7 IV karena menghasilkan nuansa yang lebih realistis dan terasa alami. Untuk menambah rasa dan variasi pada video , saya sesekali memotret dengan frame rate tinggi 60fps untuk menangkap gerakan lambat, teknik paling baik dalam mempertegas emosi.

3. Fokus otomatis: Kecepatan fokus disetel pada 4/3. Sebaiknya aktifkan kontrol fokus fleksibel untuk fokus yang lebih halus saat beralih fokus. Saya juga memanfaatkan fitur focus assistance function, yang nyaman. Anda hanya perlu jentikan cepat dari cincin fokus dan kamera akan secara otomatis beralih ke fokus manual. Ini adalah fitur yang berguna untuk pemfokusan yang tepat.

Dengan keluarga sebagai subyek pemotretan, bagaimana Anda mengangkat cerita di balik pemotretan?

Bagi saya, cerita lebih penting daripada visual yang sempurna. Sepuluh hingga dua puluh tahun dari sekarang, kisah-kisah yang diceritakan oleh foto-foto itu menjadi sangat berharga.

Untuk memastikan saya menangkap keaslian subjek, saya mengambil video candid untuk menonjolkan keadaan alaminya. Dalam hal seperti itu, sedikit goyangan dalam video adalah normal dan lebih disukai karena membuat keseluruhan hasil lebih alami dan manusiawi. Mengontrol goyangan adalah bagian dari keterampilan. Saya mengandalkan tangan saya untuk mengontrol tangkapan gambar. Tapi terkadang saya menyalakan fitur camera in-body stabilization (IBIS) karena menghemat waktu dan membantu saya bereaksi lebih cepat untuk menyempurnakannya.

Alpha 7 IV | FE 20mm F1.8 G | 1/2000 sec | F2.5 | ISO 125

Anda menyebutkan bahwa fotografi dan videografi adalah metode bercerita, dan Anda menyukai kedua metode ini. Bagaimana langkah pertama Anda dalam pengambilan gambar secara hybrid atauhybrid shootingpada tahun 2010 membantu membangun fondasi untuk proyek Anda saat ini dan meningkatkan cerita Anda?

Ini adalah pertanyaan menarik.

Saya pernah berbicara dengan seorang fotografer terkenal yang melakukan pemotretan untuk artis. Dia mengambil kamera dengan pendekatan gaya bebas karena dia terinspirasi oleh cara saya. Baginya, foto-foto saya unik, dan dia mengira itu karena saya seorang pembuat film. Dia merasa bahwa detail dalam pekerjaan saya selalu memunculkan rasa ingin tahu. “Apakah pembuat film berpikir secara berbeda, maka produk akhirnya berbeda?” Tanyanya. Mendengar kata-kata ini dari seorang pakar industri sangatlah menyenangkan, tetapi itu membuat saya berhenti sejenak dan bertanya, "Apakah perspektif seorang still photographerberbeda dengan perspektif seorang fotografer gerak/videografer?"

Alpha 7 IV | FE 24-105mm F4 G OSS | 38mm | 1/250 sec | F4.0 | ISO 100

Hasil gambar stil shotsaya sebagian besar adalah fotografi jalanan dan lifestyle. Bagi saya, still shot dimaksudkan untuk menangkap cerita yang kuat. Foto yang hidup memberikan kesempatan kepada pemirsa untuk membayangkan bagaimana gambar dan subjek bergerak dalam foto.

Jadi, saat saya memotret, saya mencoba menggunakan cahaya, bayangan, garis, bentuk, ruang, dan komposisi sebanyak mungkin untuk menangkap cerita yang hidup.

Terkadang satu gambar dapat menceritakan sebuah cerita, tetapi ada kalanya kita juga perlu menggabungkan fragmen dan potongan yang berbeda untuk menceritakan sebuah cerita. Di lain waktu, dibutuhkan puluhan jepretan untuk bercerita. Kembali ke film, ketika kita merencanakan pengambilan gambar yang baik, kita harus mempertimbangkan cahaya, bayangan, garis, bentuk, ruang, dan komposisi, untuk melengkapi dan menghasilkan film/video yang dinamis dengan perspektif yang komunikatif dan efektif.

Kedua skill ini, jika dilihat dari sudut tertentu, memang mirip meskipun saat eksekusi dan hasilnya tidaksama. Saya merasa bahwa dengan hybrid shooting, saya memiliki kebebasan untuk beralih di antara kedua media dan belajar dari keduanya.

Bagaimana fotografer hybrid amatir bisa mulai menceritakan kisah yang menarik? Menurut Anda apa saja elemen kuat yang akan membantu fotografer hybrid amatir mengekspresikan cerita mereka dengan lebih baik?

Ada beberapa poin penting yang bisa kita perhatikan saat mengambil gambar dan video:

Untuk Foto

Foto yang baik perlu memiliki tujuan untuk menarik perhatian, oleh karena itu kita dapat memikirkan elemen apa dari gambar kita yang memikat, yang menjadi  temayang ingin kita hadirkan dalam sebuah foto. Mengikuti poin pertama, alih-alaih mengambil bidikan berikutnya secara acak atau santai, kita dapat memikirkan bagaimana merancang bidikan sehingga kita dapat lebih akurat menggambarkan dan menonjolkan tema agar pemirsa dapat mudah merasakan cerita.

Berikut ini adalah tiga elemen penting yang dapat kita pertimbangkan:

1. Komposisi gambar dapat memandu pemirsa untuk menemukan cerita.  
2. Penggunaan cahaya, bayangan, dan garis yang efektif untuk membuat tema lebih jelas. 
3. Penggunaan teori warna yang bermakna; biarkan warna berbicara.Warna subjek kita harus memancar atau kontras dengan lingkungan.Hal ini penting karena saat melihat foto, orang merespons paling cepat terhadap warna kontras.

Alpha 7 IV | FE 35 mm F1.4 GM |1/250 sec | F1.4 | ISO 2500

Cobalah belajar dari orang yang berpengalaman. Kita perlu merujuk dan menemukan karya favorit kita dari mereka, baik dari buku fotografi atau dari karya berbasis komunitas. Saat kita berkreasi, kita bisa mencoba memotret dengan perasaan yang sama. Inilah yang saya sebut 'sampling art'. Melalui latihan ini kita dapat menemukan dan membangun kebiasaan dan preferensi kreatif kita sendiri dalam prosesnya. Dengan latihan, kita kemudian dapat perlahan-lahan mengembangkan gaya kreatif kita sendiri dengan terus menyesuaikan proses dan preferensi kita.

Untuk Film

Sejujurnya, prosesnya sama dengan fotografi, yang membedakan hanya konten yang kita potret bergerak, tidak lebih.

Mulailah berlatih dengan bidikan statis, baik memotret dengan tangan atau menggunakan tripod. Rekam cerita dalam adegan dengan perspektif fotografis. Latihan semacam ini akan membantu kita memikirkan semua detail pada gambar. Setelah Anda terbiasa menangkap cerita dengan lensa tetap, semuanya menjadi lebih sederhana saat lensa Anda bergerak.

Kumpulkan pengalaman kreatif dalam hidup dan jadikan peralatan dan perlengkapan menjadi sarana belajar. Sebagai contoh, saya menggunakan Sony Alpha 7 IV karena merupakan kamera yang dapat mengambil gambar dan merekam film. Dalam peralihan antara foto dan film, kedua mode pemotretan saling berinteraksi, sehingga kita dapat mencoba memadatkan kekuatan dalam foto saat mengambil gambar dan mencoba memperluas cerita saat merekam film.

Alpha 7 IV | FE 35 mm F1.4 GM | 1/160 sec | F1.4 | ISO 200

Bagaimana fitur kamera membantu Anda dalam hybrid shooting ini? Bisakah Anda berbagi pengalaman khusus selama pemotretan, di mana Alpha 7 IV membantu Anda mewujudkan visi Anda?

Dalam bidikan pembukaan, pengaturan profil saya adalah PP11 S-CINETONE, yang dekat dengan kondisi gelap di sekitar. Saat grading warna dalam pasca produksi, saya mencerahkan langit dengan semburat, tetapi mempertahankan kondisi gelap pada tanah dan orang-orangnya. Saya merasa cukup nyaman menggunakan S-CINETONE saat melakukan color grading selama pasca produksi.Ini memungkinkan saya untuk menciptakan kontras ini dan memungkinkan saya menyesuaikan warna matahari terbenam sesuai dengan preferensi saya.

Dibidik dengan Alpha 7 IV

Klip di menit 0:53 - 0:56 diambil dengan tangan, dan saya rasa gambar ibu dan anak dengan latar belakang  pemandangan yang luas sangatlah indah. Saya pikir jika itu adalah fixed shot atau bidikan tetap, hasilnya akan lebih baik. Saya tidak punya waktu untuk menyiapkan tripod, jadi saya segera berlari ke titik tetap, menyalakan fitur IBISdan menurunkan tangan saya untuk mendekatkan kamera ke pasir.Ini menciptakan bidikan yang sangat stabil yang sangat mirip dengan pemotretan dengan tripod, sekaligus mempertahankan bidikan sudut ultra rendah.

Ada long shot dalam video yang diambil dengan tangan sambil berjalan. Berkat Alpha 7 IV, gambar dalam video itu, secara tak terduga, sangat stabil, dan gerakan lambatnya menampilkan detail gambar dengan lebih jelas. Aperture diatur ke F1.4, namun autofokus dapat fokus secara akurat pada mata manusia, dan fluiditas fokus luar biasa nyaman. Pengaturan dalam video ini disetel ke S-Log-3, 4k 60p, AF-C, dan dengan IBIS ON serta mengaktifkan fitur breathing compensation.

Alpha 7 IV | FE 12-24 mm F2.8 GM | 19mm | 1/250 sec | F2.8 | ISO 3200

Selama pemotretan, si bayi bergerak cepat dan berlari untuk menarik tirai. Saya dengan cepat merangkak di bawah meja dan menangkap gambarnya, semuanya terjadi dengan cepat, tetapi fitur autofokus mata Alpha 7 IV benar-benar menangkap kilatan di mata bayi.

Alpha 7 IV | FE 35 mm F1.4 GM | 1/250 sec | F1.8 | ISO 100

Ketika ibu dan anak itu memasuki frame, saya mengambil foto ini dengan mengetuk layar LCD kamera dengan jari saya untuk melacak subjek yang disentuh. Fungsi touchscreen sangat membantu untuk memotret objek bergerak, terutama untuk memfokuskan dan melacak pergerakan. Foto ini juga memiliki resolusi tinggi yaitu 33 megapiksel. Saya dapat memotongnya selama pascaproduksi dan menyesuaikan foto ke tata letak komposisi yang lebih ideal

Penutup dari Sang Fotografer

Edo percaya bahwa foto dan video adalah ragam kreatif yang berbeda, yang merupakan cara yang baik bagi content creatormana pun. Dengan kesadaran bahwa fotografer di sekitarnya merekam lebih banyak dan videografer mengambil lebih banyak gambar, iapercaya bahwa hybrid shooting memainkan peran penting dalam menangkap momen paling berharga dan spontan dalam hidup.

Article Theme

Kami ingin meminta akses ke Geolokasi Anda untuk memberi Anda pengalaman yang disesuaikan. Perlu diketahui bahwa Anda dapat menarik persetujuan Anda kapan saja melalui pengaturan browser Anda.