Memotret dengan Kecepatan, Stabilitas, dan Ketajaman
Kecepatan, stabilitas, dan ketajaman membuat Sony unggul di dunia fotografi.
Contoh yang mendukung gagasan ini adalah proses saya dengan foto lanskap. Saya biasanya memotret lanskap menggunakan tripod. Tripod memastikan kamera saya stabil agar hasil foto tidak blur, terutama jika menggunakan teknik pencahayaan lama.
Akan tetapi, saya sering mengabadikan lebih dari sekadar lanskap. Saya juga mengabadikan pertunjukan budaya setempat atau prosesi religius yang terjadi di sekitar. Terkadang saya menampilkan kepribadian unik yang tinggal di area tersebut. Hal ini membutuhkan teknik fotografi yang berbeda karena kegiatannya selalu berubah dan orang-orangnya selalu bergerak. Tidak ada momen yang boleh terlewat.
Untungnya, enkapsulasi kecepatan, stabilitas, serta ketajaman kamera dan lensa Sony membantu saya dengan sukses mengabadikan subjek dari waktu ke waktu.
Saya akan menjelaskan lebih lanjut tentang tiga fitur luar biasa yang dapat Anda harapkan dari Sony ini.
Kecepatan
Kecepatan kamera dan lensa Sony yang luar biasa digambarkan secara sempurna dalam perjalanan saya berburu foto baru-baru ini di Solo, Jawa Tengah.
Saya mengunjungi area tempat penduduk setempat membuat kain warna-warni dengan beragam motif secara tradisional. Setelah diwarnai, kain tersebut dibentangkan di atas rumput untuk dikeringkan dengan panas matahari.
Saya menggunakan FE 24mm F1.4 GM dengan Alpha 7R III untuk foto ini. Mode fokus kamera diatur ke AF-C (AF Kontinu), yang dengan cepat menangkap gerakan sambil tetap fokus pada penduduk.
Untuk foto ini, saya juga menggunakan mode burst pada 10fps dengan format file RAW tanpa kompresi ke slot 1 (dukungan UHS II). Dengan buffer yang besar, Alpha 7R III dapat dengan mudah mengambil beberapa gambar berkualitas tinggi dalam sekali jepret. Dengan demikian, saya punya deretan foto yang dapat saya pilih nanti.
Kecepatan peralatan Sony yang luar biasa sekali lagi ditampilkan dalam foto di atas. Saya mengabadikan kuda pacu dan penunggangnya dalam kualitas tinggi dengan Alpha 7R IV dan FE 24-70mm F2.8 GM. Kamera diatur ke mode burst 10fps dengan format file RAW tanpa kompresi. Ditambah lagi dengan FE 24-70mm F2.8 GM, kamera ini memastikan bahwa setiap momen ditangkap dalam kualitas tertinggi dengan kapasitas buffering hingga 32 frame. Tidak ada yang lepas dari kecepatan rananya!
Ketajaman
Di kebun binatang, saya menguji Animal Eye Focus Alpha 7R IV untuk memotret seekor harimau putih, menggunakan FE 600mm F4 GM OSS.
Saya berada di depan kandang harimau putih yang mengendap-endap hingga harimau itu berhenti bergerak. Berkat jangkauan deteksi fase Alpha 7R IV yang lebih luas, proses pemotretan menjadi mudah dan tepat. Real-time Tracking Animal Eye Autofocus bekerja sangat baik ketika melacak harimau yang bergerak. Hal ini memungkinkan saya menentukan komposisi yang tepat sebelum menekan tombol rana.
Ketajaman FE 600mm F4 GM OSS juga tampak dengan Optical Steady Shoots yang memberikan presisi lebih dalam foto berkualitas tinggi.
Pembahasan sistem auto fokus Sony yang menakjubkan
Akurasi fokus tidak dapat dipisahkan dari jumlah titik fokus yang ada di kamera. Dalam hal ini, ketika saya menggunakan Alpha 7R IV dengan 567 poin deteksi fase yang mencakup hampir 74% lebar dan 99% tinggi permukaan sensor, sangat mudah bagi kamera untuk menentukan titik fokus. Teknologi AI Sony yang canggih mengoptimalkan algoritme fokus dengan Real-time Tracking, memudahkan saya mengabadikan objek bergerak dengan presisi lebih tinggi.
Bagaimana jika objek yang ingin saya potret berada di area yang luas? Apakah kamera dapat membaca objek dengan cepat, apalagi jika objek tersebut bergerak? Saya menguji hal ini menggunakan Alpha 7R IV dengan FE 100-400mm F4.5-5.6 GM OSS di area pegunungan, tempat penunggang kuda berpacu di medan tersebut. Hasilnya: Auto fokus berbasis kecerdasan di Alpha 7R IV bekerja dengan sangat baik, dan hal ini dapat dilihat dalam gambar di atas.
Stabilitas
Dari seri Alpha 7 II hingga seri full frame terbaru, Sony telah meningkatkan Internal Body Image Stabilisation (IBIS) yang membuat sensor stabil hingga 5,5 stop. Fitur ini sangat membantu ketika memotret dengan keadaan tingkat pencahayaan minim. Alpha 7R III dan Alpha 7R IV sama-sama memiliki kapabilitas IBIS 5,5 stop, ditambah kemampuan sensitivitas pencahayaan minim -3Ev (lensa F2). Dengan IBIS, ada lebih banyak ruang untuk kreativitas dalam berbagai foto.
Contohnya, foto yang diambil di kota Kathmandu, Nepal ini. Meski cuaca yang berawan membuat cahaya menjadi minim, saya menangkap momen di sebuah pasar pagi yang subjeknya berada dalam fokus penuh, sedangkan sekelilingnya memperlihatkan sedikit gerakan dengan menurunkan kecepatan rana.
Dalam dua skenario minim cahaya lainnya, saya mengambil foto di sebuah candi di area Boudhanath di Kathmandu dan seorang pembuat tembikar di Bhaktapur Durbar Square. Kedua foto menunjukkan kemampuan sensor IBIS yang memberikan sentuhan seni pada foto yang sederhana.
Dari seri Alpha 7 II hingga seri full frame terbaru, Sony telah meningkatkan Internal Body Image Stabilisation (IBIS) yang membuat sensor stabil hingga 5,5 stop. Fitur ini sangat membantu ketika memotret dengan keadaan tingkat pencahayaan minim. Alpha 7R III dan Alpha 7R IV sama-sama memiliki kapabilitas IBIS 5,5 stop, ditambah kemampuan sensitivitas pencahayaan minim -3Ev (lensa F2). Dengan IBIS, ada lebih banyak ruang untuk kreativitas dalam berbagai foto.
Contohnya, foto yang diambil di kota Kathmandu, Nepal ini. Meski cuaca yang berawan membuat cahaya menjadi minim, saya menangkap momen di sebuah pasar pagi yang subjeknya berada dalam fokus penuh, sedangkan sekelilingnya memperlihatkan sedikit gerakan dengan menurunkan kecepatan rana.
Dalam dua skenario minim cahaya lainnya, saya mengambil foto di sebuah candi di area Boudhanath di Kathmandu dan seorang pembuat tembikar di Bhaktapur Durbar Square. Kedua foto menunjukkan kemampuan sensor IBIS yang memberikan sentuhan seni pada foto yang sederhana.
Memahami lensa telefoto
Lensa telefoto Sony menonjolkan Optical Steady Shot (OSS) dan 5 axis in-body stabilisation yang menstabilkan posisi lensa sebelum menjepret. Contoh yang tepat adalah memotret pemandangan alam dengan Alpha 7R IV dan FE 70-200mm F2.8 GM OSS. Hasilnya sangatlah memuaskan; gambarnya sangat tajam dan tidak ada bagian yang kabur akibat kamera bergoyang. Bagian terbaiknya? Kamera dipegang dengan tangan, tanpa memerlukan tripod atau monopod.
Stabilitas dalam fotografi pencahayaan lama
Biasanya, saya mengambil foto dengan teknik pencahayaan lama. Meskipun menggunakan tripod penting untuk menahan kamera di posisi yang aman dan stabil, elemen-elemen alami, seperti angin yang kuat, dapat menggoyangkan kamera. Akan tetapi, pengecualian ini sangat minim. Menerapkan teknik pencahayaan lama sangat bagus untuk foto laut atau air terjun, terutama jika ada awan yang dramatis seperti dalam gambar berikut yang diambil di Bali.
Sony, pelopor teknologi fotografi
Dengan Alpha 7R IV sebagai landasan, Sony telah memenuhi semua kriteria kemampuan fotografi ampuh: Jumlah titik fokus, kecepatan proses fokus, ketajaman sempurna, dan stabilitas sensor dalam kondisi cahaya minim.
Selain itu, kamera Sony dapat menyimpan lebih banyak gambar, berkat slot memori ganda untuk penyimpanan UHS-II. Penanganan kamera yang lebih nyaman dan ergonomis juga membuat pemotretan lebih mudah.
Dengan adanya semua fitur ini dan masih banyak hal lainnya, saya merasa yakin dapat mengandalkan Sony untuk memotret.
Penafian: Pendapat yang disampaikan dalam publikasi ini adalah pendapat Daniel Tjongari. Pendapat tersebut tidak mencerminkan pendapat atau pandangan Sony Singapore.